Leyun Asia- Pada kuartal kedua tahun 2024, ancaman Distributed Denial of Service (DDoS) telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Laporan terbaru dari Cloudflare memberikan wawasan mendalam mengenai tren ini dan mengungkapkan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi peningkatan serangan DDoS di seluruh dunia.
Kenaikan menjadi kenaikan Serangan tertinggi pada Q2 tahun 2024. Pada paruh pertama tahun 2024, Cloudflare berhasil mengurangi 8,5 juta serangan DDoS.
Angka tersebut terdiri atas 4,5 juta pada Q1 dan 4 juta pada Q2. Secara keseluruhan, jumlah serangan DDoS pada Q2 menurun sebesar 11% dari kuartal ke kuartal, tetapi meningkat 20% dari tahun ke tahun.
Ancaman Serangan HTTP DDoS per kuartal sumber cloudflare
Menurut laporan Cloudflare untuk Q2 2024, terdapat lonjakan signifikan dalam jumlah serangan DDoS yang terdeteksi dan dimitigasi. Dalam konteks ini Cloudflare berhasil mengurangi 14 juta serangan DDoS pada tahun 2023, dan pada pertengahan tahun 2024, Cloudflare telah mengurangi 60% dari angka tahun lalu.
Cloudflare berhasil mengurangi 10,2 triliun permintaan HTTP DDoS dan 57 petabyte lalu lintas serangan DDoS lapisan jaringan, mencegahnya mencapai server asal pelanggan.
Dibeberapa serangan tersebut, tim leyun cloud asia mencoba merangkum trend yang menarik di Q2 ini diantaranya adalah :
- Peningkatan Volume Serangan: Laporan menunjukkan bahwa volume serangan DDoS meningkat lebih dari 50% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyerang semakin menggunakan serangan berbasis volume besar untuk mengganggu layanan online.
- Diversifikasi Metode Serangan: Metode serangan DDoS semakin beragam, termasuk serangan berbasis aplikasi, serangan amplifikasi, dan serangan berbasis botnet. Serangan-serangan ini menargetkan berbagai lapisan jaringan untuk memaksimalkan dampaknya.
- Target Utama: Industri keuangan, teknologi, dan layanan publik menjadi target utama serangan DDoS. Laporan Cloudflare mencatat peningkatan signifikan dalam serangan yang menargetkan situs web pemerintah dan platform layanan publik, yang bertujuan untuk mengganggu layanan kritis.
Motivasi Ancaman Serangan DDoS
Dari berita yang tim Leyun Cloud Asia dapatkan bahwa 75% responden melaporkan ke Cloudflare bahwa mereka tidak tahu siapa yang menyerang mereka atau mengapa.
Data tersebut merupakan data dari responden pelanggan Cloudflare yang menjadi target serangan HTTP DDoS, dan faktanya yang menarik bahwa:
- Dari responden yang mengaku tahu, 59% mengatakan bahwa pesainglah yang menyerang mereka.
- Sebanyak 21% lainnya mengatakan bahwa serangan DDoS dilakukan oleh pelanggan atau pengguna yang tidak puas.
- 17% lainnya mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pelaku ancaman tingkat negara bagian atau yang disponsori negara bagian.
- Sebanyak 3% sisanya melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan serangan DDoS yang dilakukan sendiri.
Baca berita selengkapnya : Indonesia Menempati Posisi kedua DDoS terbesar di Dunia dengan Ancaman Siber
Peningkatan ancaman DDoS pada Q2 2024 menggarisbawahi pentingnya kesiapan dan investasi dalam keamanan siber yang perlu dipersiapkan dengan matang.
Laporan dari Cloudflare memberikan wawasan berharga yang dapat membantu organisasi memahami tren dan ancaman yang ada, serta mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi aset digital mereka.
Dengan mengadopsi solusi keamanan yang tepat dan meningkatkan kesadaran tentang ancaman DDoS, organisasi dapat meminimalkan dampak serangan dan menjaga kelancaran operasi bisnis mereka.