Leyun Cloud Asia – Indonesia baru-baru ini menjadi sorotan dunia siber setelah laporan dari Cloudflare mengungkapkan bahwa negara ini menempati posisi kedua dalam hal serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terbesar di dunia pada kuartal kedua tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan tren global yang menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas serangan DDoS.
Laporan ancaman DDoS untuk Q2 2024 – Cloudflare
Dalam laporan tersebut dari Cloudflare mengenai ancaman siber, Indonesia telah mencatatkan prestasi yang kurang menggembirakan dalam hal ini menempati posisi tertinggi kedua setelah Negara Argentina dalam hal serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terbesar di dunia.
Metodologi Cloudflare Dalam Menghitung Sumber Serangan DDoS
Tentunya banyak yang akan bertanya terkait bagaimana Cloudflare menghitung sumber data tersebut ?
Tim Analisa Leyun Cloud Asia akan mencoba menjelaskan bagaimana Cloudflare menghitung serangan DDoS tersebut dengan sederhana.
Pertama, sebagai partner Cloudflare yang pernah mendapatkan the leading partner in Asia Pasific, memahami dengan benar bagaimana Cloudflare melakuakan penghitungan demikian, Cloudflare dengan data yang cukup besar dalam hal ini sebagai pihak ketiga dalam memproteksi dari serangan siber, tentunya memiliki source data yang sangat besar terkait dengan serangan yang terjadi disetiap pengguna data dari Cloudflare, yang kemudian mereka membuat Report per- Quartal untuk para kliennya.
Kedua, dengan sistem Cloudflare, mereka mampu terus menerus menganalisisa lalu lintas dan secara otomatis menerapkan mitigasi saat serangan DDoS terdeteksi. Setiap pelanggan yang diserang diminta untuk melakukan survei otomatis guna membantu Cloudflare lebih memahami sifat serangan dan keberhasilan mitigasi. Selama lebih dari dua tahun, Cloudflare telah mensurvei pelanggan yang diserang.
Ketiga, Salah satu pertanyaan dalam survei tersebut menanyakan kepada responden apakah mereka menerima ancaman atau catatan tebusan. Selama dua tahun terakhir, rata-rata, Cloudflare mengumpulkan 164 respons per kuartal. Respons survei ini digunakan untuk menghitung persentase serangan DDoS tebusan.
Keempat, Untuk memahami lokasi penyerang : Cloudflare menggunakan alamat IP penyerang untuk memahami negara asal serangan. Hal ini karena pada lapisan tersebut, alamat IP tidak dapat dipalsukan atau dimodifikasi. Namun, pada lapisan jaringan, alamat IP sumber dapat dipalsukan. Jadi, alih-alih mengandalkan alamat IP untuk memahami sumbernya, Cloudflare menggunakan lokasi pusat data kami tempat paket serangan diserap. Akurasi geografis dapat diperoleh karena cakupan global Cloudflare yang luas di lebih dari 300 lokasi di seluruh dunia.
Kelima, dalam menentukan lokasi asal serangan DDoS : pada lapisan aplikasi dan jaringan, dalam hal ini Cloudflare mengkelompokan berdasarkan negara penagihan pelanggan. Hal ini memungkinkan Cloudflare untuk memahami negara mana yang lebih banyak menjadi sasaran serangan.
Keenam, target industri ; dalam menentukan target industri Cloudflare menghalang serangan DDoS lapisan aplikasi dan lapisan jaringan, serangan dan lalu lintas dikelompokkan berdasarkan industri pelanggan menurut sistem manajemen hubungan pelanggan internal. Hal ini memungkinkan Cloudflare untuk memahami industri mana yang lebih rentan terhadap serangan.
Baca Info Selengkapnya : tentang Negara yang paling banyak diserang DDoS
Industri yang terdampak dari ancaman dan serangan DDoS untuk Q2 2024 – Cloudflare
Mengapa Indonesia Menempati Posisi Kedua?
Menurut laporan Cloudflare untuk kuartal kedua tahun 2024, Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah serangan DDoS yang dilaporkan. Beberapa faktor yang berkontribusi pada posisi ini meliputi:
- Peningkatan Penggunaan Internet: Dengan jumlah pengguna internet yang terus meningkat, termasuk banyak perangkat yang terhubung, peluang bagi serangan DDoS juga bertambah. Perangkat-perangkat ini bisa menjadi bagian dari botnet tanpa disadari oleh pemiliknya.
- Keterbatasan Infrastruktur Keamanan: Beberapa organisasi di Indonesia mungkin belum sepenuhnya mempersiapkan sistem pertahanan yang kuat terhadap serangan DDoS, sehingga lebih rentan terhadap serangan.
- Motif dan Tujuan Penyerang: Penyerang sering kali memilih target di negara dengan infrastruktur yang mungkin kurang terlindungi atau yang memiliki nilai strategis tertentu.
Kesimpulan
Peningkatan serangan DDoS dari Indonesia merupakan peringatan penting tentang perlunya peningkatan keamanan siber. Dengan tindakan yang tepat, Indonesia dapat mengurangi risiko ini dan memastikan internet yang lebih aman bagi semua pengguna.
Selain dari itu, Laporan ini juga menyoroti lonjakan volume dan kompleksitas serangan, dengan peningkatan signifikan dalam insiden DDoS. China, Turki, dan Singapura adalah negara yang paling sering menjadi target, sementara sektor IT dan telekomunikasi menghadapi volume serangan tertinggi. Tren ini menekankan perlunya strategi mitigasi DDoS yang kuat.
Anda memiliki masalah demikian ? Segera konsultasikan serangan DDoS dengan perusahaan Leyun Cloud Asia.