Dalam era digital ini, hampir setiap aspek kehidupan kita terhubung dengan internet — mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga transaksi keuangan. Namun, dengan kemajuan teknologi, muncul pula ancaman baru yang bisa merusak privasi dan keamanan data pribadi kita.
Artikel akan banyak membahas seputar dunia Cyber Security di Indonesia, Tantangan dan apa saja yang harus dilakukan kedepannya.
Apa itu Cyber Security?
Cyber security (keamanan siber) adalah praktik melindungi sistem komputer, jaringan, perangkat, program, dan data dari serangan, akses tidak sah, atau pencurian yang dilakukan melalui dunia digital. Tujuan utama dari keamanan siber adalah untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi (sering disebut sebagai prinsip CIA: Confidentiality, Integrity, dan Availability).
Tujuan dari Cyber Security atau Keamanan Siber adalah mengambil langkah-langkah untuk melindungi sistem komputer, jaringan, dan data dari ancaman yang dapat menyebabkan kerusakan atau pencurian. Di Indonesia, meningkatnya penggunaan teknologi informasi membuat Cyber Security menjadi hal yang sangat penting, baik untuk individu maupun organisasi.
Trend Tantangan Cyber Security di Indonesia
Report Data BSSN – https://www.idsirtii.or.id/
Tren Ancaman Siber di Indonesia Serangan Masif di Awal 2024 Selama kuartal pertama 2024, Indonesia diserang hampir 6 juta ancaman siber. Meskipun jumlah ini menurun 23,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka ini tetap mengkhawatirkan mengingat tingginya penetrasi internet di Indonesia yang mencapai 79,5%.
Penurunan persentase serangan ini menunjukkan upaya positif dalam mengatasi ancaman siber, tetapi tetap menjadi indikator bahwa ancaman digital terus berkembang dan semakin kompleks. Dengan banyaknya data pribadi dan transaksi online yang kini beredar, ancaman terhadap keamanan siber di Indonesia diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya masyarakat yang terhubung ke internet.
Jenis Ancaman Cyber Security di Indonesia
Beberapa jenis ancaman siber yang paling umum di Indonesia meliputi:
Malware : Data ini mengalami peningkatan yang singnifikan pada tahun 2024 ini sebesar 7.975.022
Trojan : mengalami peningkatan serangan sebesar 3.992.244 serangan.
Unauthorized Access and System Misconfiguration: tindakan atau upaya mengakses data tanpa izin, sedangkan system misconfiguration adalah kesalahan konfigurasi sistem sebesar 803.856 serangan.
Information Leak : atau lebih tepatnya “kebocoran informasi” adalah kondisi di mana informasi yang seharusnya dirahasiakan diakses, dibagikan, atau diekspos tanpa izin atau persetujuan yang tepat. meningkat sebesar 752.534 serangan.
Exploit : Atau uji coba kode untuk menemukan dan memanfaatkan kerentanan keamanan dalam sistem komputer atau aplikasi, eksploit biasanya digunakan untuk tujuan jahat, seperti memasang malware, melakukan penolakan layanan (DoS), atau mencuri data sebesar 620.509 serangan.
Serangan DDoS: Meningkat 40% terhadap infrastruktur nasional kritis, sebesar 490.655 serangan.
APT
Selain dari itu dibeberapa jenis data menyebutkan beberapa serangan yang tidak terdapat pada BSSN yang meningkat diantaranya :
Phishing: Terjadi peningkatan 70% kasus phishing dibandingkan tahun sebelumnya.
Ransomware: Meningkat 50%, menyebabkan kerugian finansial dan gangguan layanan.
Serangan pada Perangkat Mobile: Menargetkan pengguna smartphone melalui malware dan aplikasi berbahaya.
Deepfake Biometrik: Digunakan untuk menipu sistem verifikasi identitas.
Baca juga : Solusi antisipasi serangan Cyber Security dengan SentinelOne
Rekomendasi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Indonesia:
1. Edukasi Tim tentang Ancaman Siber Terkini
Mengapa ini penting? Karyawan atau anggota tim merupakan garis pertahanan pertama dalam menjaga keamanan siber. Tanpa pemahaman yang cukup tentang ancaman terkini, mereka bisa menjadi korban serangan siber, seperti phishing atau malware. Edukasi yang teratur akan membantu mereka mengidentifikasi ancaman dan bertindak cepat jika terjadi serangan.
Rekomendasi Implementasi:
- Adakan pelatihan keamanan siber secara rutin, baik itu pelatihan internal maupun dengan menggandeng pihak ketiga.
- Gunakan simulasi serangan phishing untuk menguji kesiapan tim dan mengidentifikasi potensi kerentanannya.
- Berikan pembaruan tentang ancaman siber terbaru melalui newsletter atau sesi sharing knowledge secara berkala.
2. Perbarui dan Patch Sistem Secara Rutin
Mengapa ini penting? Sistem yang tidak diperbarui dengan patch keamanan terbaru sangat rentan terhadap exploitasi. Banyak serangan siber memanfaatkan celah keamanan yang ada pada perangkat lunak atau sistem operasi yang sudah usang. Dengan memastikan perangkat lunak diperbarui secara rutin, celah-celah ini dapat ditutup sebelum dimanfaatkan oleh peretas.
Rekomendasi Implementasi:
- Atur pembaruan otomatis pada sistem operasi, aplikasi, dan perangkat keras.
- Lakukan audit keamanan rutin untuk memastikan semua sistem yang digunakan dalam organisasi sudah terpasang patch terbaru.
- Implementasikan manajemen patch otomatis untuk memastikan bahwa semua perangkat yang digunakan dalam jaringan perusahaan selalu terbarui.
3. Lakukan Backup Data Secara Teratur
Mengapa ini penting? Data adalah aset paling berharga bagi banyak organisasi. Jika data hilang atau terinfeksi oleh ransomware, organisasi bisa mengalami kerugian besar. Dengan melakukan backup secara teratur, data bisa dipulihkan dengan cepat jika terjadi insiden seperti serangan ransomware atau kerusakan sistem.
Rekomendasi Implementasi:
- Implementasikan strategi backup 3-2-1, yaitu memiliki 3 salinan data, dengan 2 salinan disimpan di perangkat yang berbeda, dan 1 salinan di lokasi terpisah (misalnya, di cloud).
- Pastikan backup dilakukan secara otomatis dan rutin pada interval yang sesuai dengan kebutuhan data organisasi.
- Uji proses pemulihan data (disaster recovery) secara berkala untuk memastikan backup dapat diakses dan dipulihkan dengan mudah.
4. Kembangkan Rencana Respons Insiden dan Pantau Aktivitas Jaringan
Mengapa ini penting? Ketika serangan siber terjadi, waktu sangat berharga. Rencana respons insiden yang jelas dapat mengurangi kerusakan dan meminimalkan waktu pemulihan. Selain itu, pemantauan aktivitas jaringan secara real-time akan membantu mendeteksi anomali atau aktivitas mencurigakan yang bisa menjadi indikasi serangan.
Rekomendasi Implementasi:
- Kembangkan dan uji coba rencana respons insiden secara berkala, melibatkan tim IT, manajemen, dan bahkan pihak ketiga jika diperlukan.
- Gunakan perangkat Security Information and Event Management (SIEM) untuk memantau dan menganalisis log aktivitas jaringan secara real-time.
- Lakukan simulasi serangan (seperti red teaming) untuk menguji respons tim dalam menghadapi insiden siber.
5. Libatkan Ahli Keamanan Siber
Mengapa ini penting? Keamanan siber adalah bidang yang sangat teknis dan selalu berkembang. Ahli keamanan siber dapat memberikan wawasan dan solusi yang lebih dalam terkait perlindungan data dan infrastruktur IT. Selain itu, mereka bisa membantu organisasi dalam merancang kebijakan keamanan yang komprehensif dan menjaga agar sistem tetap aman dari ancaman.
Rekomendasi Implementasi:
- Rekrut atau konsultasikan dengan ahli keamanan siber untuk mengidentifikasi kelemahan dalam infrastruktur dan merancang solusi yang tepat.
- Investasikan dalam pelatihan lanjutan untuk tim IT agar mereka dapat lebih memahami tren ancaman terbaru.
- Gunakan jasa penilaian keamanan eksternal (penetration testing) untuk mengidentifikasi potensi celah yang mungkin tidak terlihat oleh tim internal.
Jika anda membutuhkan tim ahli untuk proteksi perusahaan maupun organisasi anda, Leyun Cloud Asia adalah perusahan yang expert didalam dunia cyber Security, konsultasikan masalah anda dengan kami, dengan mengisi form dibawah ini, team kami akan segera hubungi anda.