Pengertian tentang Load Balancing, Fungsi dan Cara Kerjanya 

Leyun Asia – Untuk memahami tentang load balancing, kita coba sederhanakan dalam kasus Marketplace online seperti Tokopedia, Lazada, dan Shopee melayani jumlah pelanggan yang besar setiap hari, dengan lonjakan pengunjung yang signifikan terutama pada acara khusus seperti Payday Sale atau Harbolnas. Meskipun begitu, website marketplace ini jarang mengalami gangguan atau downtime yang berarti.  

Bagaimana mereka bisa menjaga stabilitas ini? Salah satu faktornya adalah penggunaan teknologi load balancing. 

Apa itu Load Balancing ?  

Load balancing adalah metode untuk mencapai ketersediaan tinggi dan skalabilitas bagi layanan online. Dengan mendistribusikan berbagai macam permintaan yang masuk ke berbagai server, load balancer mencegah satu server tertentu menjadi terlalu terbebani, yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja atau bahkan kegagalan sistem.  

Distribusi ini memastikan bahwa tidak ada server yang beroperasi melebihi kapasitasnya, sehingga mempertahankan tingkat kinerja optimal bagi pengguna akhir. 

Load balancing memainkan peran penting dalam memastikan operasi yang lancar bagi website, aplikasi, dan layanan digital yang menghandle volume trafik besar. Teknologi ini mendistribusikan permintaan dari klien ke berbagai server atau sumber daya dalam jaringan, dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan throughput, meminimalkan waktu respons, dan menghindari overload pada satu server tunggal. 

Pada dasarnya, load balancing berfungsi sebagai polisi lalu lintas, mengarahkan setiap permintaan ke server yang paling sesuai berdasarkan berbagai faktor seperti beban server saat ini, jarak fisik dari pengguna, atau algoritma tertentu yang dikonfigurasi oleh administrator. 

Fungsi Load Balancing 

Beberapa fungsi Load balancing yang perlu anda ketahui, dan itu merupakan fungsi kunci dalam infrastruktur digital: 

  1. Meningkatkan Kehandalan Sistem : Dengan mendistribusikan lalu lintas ke beberapa server, load balancer meningkatkan kehandalan sistem. Jika satu server mengalami kegagalan atau masalah, server lain dapat menangani permintaan yang masuk tanpa gangguan waktu operasional yang signifikan. 
  1. Meningkatkan Skalabilitas: Load balancer memfasilitasi skalabilitas horizontal dengan menambah atau mengurangi server secara dinamis berdasarkan permintaan lalu lintas. Kelenturan ini memungkinkan sistem untuk menangani lonjakan trafik secara efisien selama periode puncak tanpa mengorbankan kinerja. 
  1. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: Dengan mendistribusikan permintaan secara merata, load balancer memastikan penggunaan sumber daya komputasi seperti CPU, memori, dan bandwidth yang efisien. Efisiensi ini berdampak pada penghematan biaya dan peningkatan efisiensi operasional bagi organisasi. 
  1. Meningkatkan Keamanan: Load balancer canggih dapat mengintegrasikan fitur keamanan seperti terminasi SSL, mitigasi DDoS, dan kemampuan firewall aplikasi web (WAF). Fitur-fitur ini melindungi terhadap ancaman siber dan memastikan integritas serta kerahasiaan transmisi data. 

Jenis Load Balancing 

Ada beberapa jenis load balancing yang dapat digunakan untuk mengatur distribusi lalu lintas dalam suatu infrastruktur jaringan. Berikut adalah tiga jenis utama load balancing: 

  1. Software Load Balancer Jenis pertama adalah software load balancer, yang memerlukan instalasi di server sebelum dapat digunakan. Software load balancer ini terkenal lebih terjangkau dan fleksibel dibandingkan jenis lainnya. Penggunaannya memungkinkan untuk konfigurasi yang lebih mudah dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik server. 
  1. Hardware Load Balancer Sesuai dengan namanya, hardware load balancer bergantung pada perangkat keras fisik yang terletak di lokasi fisik untuk mendistribusikan lalu lintas aplikasi dan jaringan. Meskipun mampu menangani volume trafik yang besar, perangkat ini sering kali memiliki biaya yang tinggi dan cenderung memiliki fleksibilitas yang lebih terbatas dibandingkan solusi lainnya. 
  1. Virtual Load Balancer Virtual load balancer berbeda dari software load balancer karena diimplementasikan sebagai perangkat lunak pada mesin virtual, mirip dengan hardware load balancer. Solusi ini memberikan fleksibilitas seperti software load balancer namun menggunakan infrastruktur virtualisasi untuk menangani distribusi lalu lintas. 

Baca Artikel Sebelumnya – Apa itu Argo (Smart Routing)

Metode dan Teknik Load Balancing  

Berikut adalah beberapa teknik load balancing yang umum digunakan berdasarkan algoritma yang diterapkan: 

  • Round Robin Metode Round Robin adalah salah satu yang paling umum dan sering digunakan dalam load balancing. Pendekatan ini bekerja dengan cara mengalihkan lalu lintas secara bergantian dari satu server ke server lainnya secara berurutan. Misalnya, jika ada tiga server A, B, dan C, permintaan pertama akan masuk ke server A, permintaan kedua ke server B, dan seterusnya, membentuk pola rotasi yang stabil. 
  • IP Hash IP Hash menggunakan data terkait IP (incoming packet) dari pengguna untuk mendistribusikan lalu lintas jaringan. Informasi seperti IP tujuan, domain, URL, atau nomor port akan menentukan server yang dipilih oleh load balancer. 
  • Least Bandwidth Dalam metode Least Bandwidth, lalu lintas jaringan didistribusikan berdasarkan server dengan penggunaan bandwidth terendah dalam satuan megabyte per detik (Mbps). Ketika ada permintaan masuk, load balancer akan mengarahkan lalu lintas ke server dengan penggunaan bandwidth yang paling rendah terlebih dahulu. 
  • Least Connection Metode Least Connection mengarahkan lalu lintas ke server dengan jumlah koneksi terendah saat itu. Hal ini memastikan bahwa server dengan beban koneksi lebih ringan menerima lebih banyak permintaan, mengurangi risiko overload pada server tertentu meskipun server tersebut mungkin berada di posisi terdepan dalam antrian. 
  • Least Response Time Least Response Time merupakan evolusi dari metode Least Connection. Di sini, load balancer tidak hanya mempertimbangkan jumlah koneksi yang sedikit, tetapi juga waktu respons server. Dengan demikian, permintaan akan dialihkan ke server dengan jumlah koneksi sedikit dan waktu respons yang cepat, memastikan pengalaman pengguna yang lebih responsif dan efisien. 

Cara Kerja Load Balancing 

Load balancing beroperasi melalui serangkaian langkah: 

  • Distribusi Trafik: Ketika pengguna mengirim permintaan untuk mengakses website atau aplikasi, permintaan pertama kali mencapai load balancer. 
  • Pemilihan Server: Load balancer mengevaluasi berbagai faktor—seperti beban server, lokasi geografis, atau algoritma yang telah ditentukan—untuk menentukan server yang optimal untuk menangani permintaan. 
  • Penerusan Permintaan: Setelah server dipilih, load balancer meneruskan permintaan ke server tersebut, yang kemudian memprosesnya dan mengirimkan respons kembali kepada pengguna melalui load balancer. 
  • Pemantauan dan Adaptasi Kontinu: Load balancer terus memantau kesehatan dan performa server. Mereka menyesuaikan distribusi trafik secara real-time, mengarahkan permintaan dari server yang mengalami masalah ke server lain yang masih memiliki kapasitas tersedia. 

Konsultasikan Kebutuhan Anda !

Cloudflare form – ID

Tinggalkan kontak Anda, kami akan segera menghubungi Anda

Pengalaman Luar Biasa menanti Anda!

Tertarik dengan layanan kami? Silahkan kontak kami! Tim kami akan segera menghubungi anda dan menyediakan solusi yang optimal untuk setiap kebutuhan anda

Kontak kami
×